Contoh kasus : ada sebuah hardisk berkapasitas 120Gb. Didalamnya terdapat partisi sebagai berikut :
-          30 Gb Primary partition untuk sistem operasi yang biasanya windows
-          80 Gb Extended partition yang didalamnya terdapat beberapa partisi logis sbb :
  • 30 Gb Logical partition untuk menyimpan data
  • 40 Gb Logical partition untuk multimedia
  • 10 Gb Logical partition yang kata orang tersebut mau diinstall linux
Nah, pada kasus itu, orang tersebut mengalami kesulitan karena selalu gagal menginstallkan linux pada hardisk yang partisinya 10Gb tersebut. Dan terus bertanya “mengapa tidak bisa diinstall ya?”. Dan sudah pasti jawabannya adalah karena linux merupakan sistem operasi, dimana sistem operasi itu harus diinstallkan pada partisi utama atau primary partition. Alhasil, si orang tersebut harus mempartisi ulang 80Gb Extended partition-nya karena akan merubah 10Gb logical partition-nya menjadi 10Gb primary partition. (diambil dari kisah nyata teman saya)
Memang saat pertama beli komputer/hardisk kadang kita suka ditanya oleh yang akan mempartisi hardisk kita “mau berapa partisi h



ardisknya mas?terus masing-masing berapa?”.  Nampak seperti sepele memang, namun dilihat dari kasus tersebut ternyata dampaknya bisa fatal.
Lantas apa sih  Primary partition, Logical partition dan Extended partition itu?
  • Primary Partition atau partisi utama, yakni partisi yang dapat digunakan untuk melakukan proses booting sistem operasi dan menyimpan data pengguna. Jumlahnya hanya empat buah saja dalam satu hard disk. Jika terdapat sebuah partisi tambahan, maka jumlahnya akan berkurang menjadi tiga buah partisi utama.
  • Extended Partition atau partisi tambahan, yakni partisi yang dapat menampung beberapa partisi logis. Partisi ini sebenarnya merupakan salah satu jenis dari partisi utama. Jumlahnya hanya boleh satu buah saja.
  • Logical Partition atau partisi logis, yakni partisi yang tidak dapat digunakan untuk melakukan proses booting sistem operasi, dan hanya dapat menyimpan data pengguna. Jumlahnya tidak dibatasi, artinya dalam satu hard disk boleh terdapat banyak logical partition yang menginduk kepada satu buah partisi tambahan.
Sebagai contoh, berikut adalah partisi hardisk dari netbook saya :
Contoh partisi netbook
Keterangan :

  • 39Gb primary partition -> untuk partisi windows
  • 1Gb primary partition -> untuk swap linux
  • 10Gb Primary partition -> untuk partisi sistem linux
  • 100Gb Extended partition yang didalamnya :
- 39Gb Logical -> untuk menyimpan data
- 61Gb Logica -> untuk multimedia dan game
Saran : sebaiknya partisi sistem diberi space agak lebih besar, karena di khawatirkan suatu saat anda akan menginstall lebih dari 1 sistem operasi sehingga untuk membuat partisi dari sistem yang baru bisa dengan mengambil dari partisis sistem… Perlu diperhatikan juga ukuran primary partition dalam hardisk.. bila terlalu besar, cukup membuat sistem operasi agak berat untuk di load.. diperparah lagi bila suatu hardisk berkapasistas besar hanya menggunakan satu partisi saja.
Dalam membuat sebuah partisi dan mempertimbangkan setiap ukurannya, saya selau :
  1. Membuat perencanaan berapa sistem operasi yang akan diinstall
  2. Membuat perkiraan ukuran setiap volume atau partisi
  3. Bila sistem operasi-nya sekiranya akan diinstall lebih dari 1 sistem(belum yakin), maka untuk jaga-jaga partisi utama  buat lebih besar misal 52Gb. (karena bisa diresize untuk membuat partisi sistem baru)
Dengan demikian, cukup penting juga mengatur berapa banyak partisi yang akan digunakan dan berapa besar ukuran setiap partisi dari hardisk kita. Adapun tool yang bisa digunakan untuk membuat partisi diantaranya : fdisk (DOS), partition magic (Windows), Computer management (Windows), GParted(Linux) dan lain lain. Jadi, kenalilah lagi jenis partisi hardisk anda. ^^ -semoga bermanfaat-
Diadaptasi dari http://www.id.wikipedia.org/wiki